Monday, February 5, 2007

Biarkan aku jumpa hari esok

Tuhanku....

Dalam takut dan terbenam dibayangan dosa

Dan panasnya mentari sore yang menerpaku

Serta kejamnya malam yang memelukku

Tipisnya selimut mengungkung tubuh telanjangku

Biarkan aku jumpa hari esok....

Tamalanrea 290120





Surat buat kawan-kawanku

Wahai anak muda bangunlah

Mentari telah meninggi

Subuh berlalu dengan dinginya

Dan jangan biarkan sujud pukul 12.30 berlalu

Bangunlah....

Walau hanya tuk menyaksikannya

Kita ditakdikan bersua disini

Mencoba mengayunkan pedang pucuk ilalang

Pada dunia yang ganas

Dan kita kan bersama

Menikamnya dalam-dalam pada kesombongan yang datang menari pada kita

Hari-hari

Sadari satu hal :

Mahzab Green Ranch Palace mengajarkan kita ketegaran dengan dirinya yang ringih”

Menjadikan dirinya maskot jiwa, kita tak perlu malu

Karena Tuhan masih mengizinkannya berdiri

Meski dosa-dosa kita menambah beban pada usianya yang tak lagi muda

Makna kebersamaan bagi kita

Adalah kelaparan yang masih saja tak mampu menekan tawa dan canda kita hari-hari

Itulah kita

Yang tak pernah lepas senyum dan makna cinta

Wahai...

Bangunlah

Mentari telah meninggi

Subuh berlalu dengan dinginya

Dan jangan biarkan sujud pukul 12.30 berlalu

Bangunlah....

Walau hanya tuk menyaksikannya



Grp tamalanrea, 21012007






Sajak untuk kawanku

Lengkap sudah kita malam ini....kawan

Ketiban bulan

Berpayung lilin langit

Katamu itu ibarat mata kekasihmu yang sayu

Ha..ha..ha..

Kawan...

Cinta itu laksana samurai yang tajam

Tak dirasa datang menikam

Tapi anehnya..

Yang merasakan memendam bunga-bunga didalam luka hatinya

Dan memimpikan kisah laila majnun

Ah kawanku yang sedang jatuh cinta

Biarkan saja bintang jatuh itu membawa rasamu padanya

Dan menjelaskan

Dirimu yang mengalahkan malam ’tuk dirinya

Lengkap sudah kita malam ini

Ketiban bulan

Dan bahkan bersua merahnya fajar

Tamalarea21012007





Pagi yang kita tunggu

Memang benar...kawan

Rasa yang terberi membongkar kesepian

Dan kadang tak bersahabat

Membuat kedinginan

Kehilangan jati diri dan kasih sayang

Sempat itu terlontar dibibirmu

Menjelang ledakan azan

Dilangit

Yang jua tak bersahabat

Tapi...

Bukankah ini pagi yang kita tunggu?

Biarkan kedinginan menjelma kesegaran abadi

Bangkitkan diri

Dengan pelukkn pelukan arsy

Kita bisa bicara

Dan...

Ini saatnya mengancungkan kepalan tangan

Bukankah?

Ini pagi yang kita tunggu

Tamalanre 21012007